Kamis, 30 Juni 2016

masa nifas

BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Pengertian Masa Nifas
Masa nifas adalah jangka waktu 6 minggu yang dimulai setelah melahirkan bayi sampai pemulihan kembali organ-organ reproduksi seperti sebelum kehamilan.
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Nifas dapat dibagi kedalam 3 periode :
1.      Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan.
2.      Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu.
3.      Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat sempurnah baik selama hamil atau sempurna berminggu – minggu, berbulan – bulan atau tahunan.

B.     Perubahan Pada Masa Nifas
Dalam masa nifas, alat-alat genetalia internal maupun eksternal akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat-alat genetalia ini secara keseluruhan disebut involusi. Involusi adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga mencapai seperti sebelum hamil. Perubahan ini khususnya pada alat kelamin dalam yaitu uterus dan ovarium.
Menurut Ibrahim (1996:29) di dalam masa nifas dengan adanya proses involusi, ukuran uterus  kembali pada ukuran normal. Proses ini  terjadi karena adanya:
1.      Autolysis, adalah penghancuran otot-otot uterus yang tumbuh karena adanya hiperplasi dari jaringan otot yang membesar dan menjadi tebal dari sewaktu hamil, akan susut kembali mecapai keadaan semula mengeluarkan isi uterus yang tidak diperlukan lagi. Dengan adanya kontraksi dan retraksi yang terus-menerus akan menyebabkan terganggunya peredaran darah di dalam uterus. yang mengakibatkan jaringan otot-otot tersebut lebih kecil.
2.      Ischemia atau disebut juga lokal anemia, yaitu kekurangan darah pada uterus. Kekurangan ini tidak saja disebabkan oleh adanya kontraksi dan retraksi yang cukup lama, tetapi juga disebabkan oleh kekurangan aliran darah ke uterus karena setelah bayi dilahirkan pengaliran darah lebih banyak dialirkan ke buah dada. Dengan adanya hal-hal tersebut diatas, secara berangsur-angsur uterus menjadi lebih kecil sehingga kembali seperti sebelum lahir.
3.      Uterus .
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
Tabel Involusi Uterus
Description: Pengertian Nifas

4.      Lochea 
Adalah cairan yang keluar dari vagina yang berasal dari 
tempat plasenta dalam rahim setelah persalinan. Dan ini terjadi segera setelah plasenta dikeluarkan. Macam–macam Lochea :
a.   Lochea rubra (Cruenta  ): berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dam mekonium, selama 2 hari post partum.
b.   Lochea Sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah dan lendir, hari 3–7 post partum.
c.   Lochea serosa : berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 post partum.
d.   Lochea alba : cairan putih, setelah 2 minggu. 

Periode masa nifas merupakan suatu waktu yang sangat rentan untuk terjadinya stress, terutama pada ibu primipara sehingga dapat membuat perubahan psikologis yang berat. Periode adaptasi psikologi masa nifas, dideskripsikan oleh Reva Rubin ada 3, yaitu:
1.      Taking in Period
a.       Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu umumnya menjadi pasif dan sangat tergantung dan fokus perhatian terhadap tubuhnya.
b.      Ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami
c.       Tidur yang tidak terganggu sangat penting buat ibu untuk mencegah efek kurang baik yaitu kurang tidur, kelemahan fisik, gelisah, gangguan proses pemulihan kesehatan.
d.      Tambahan makanan kaya gizi sangat penting dibutuhkan sebab nafsu makan biasanya akan meningkat. Kurang nafsu makan memberi indikasi bahwa proses pemulihan kesehatan tidak berlangsumg normal.

2.      Taking Hold Period
a.       Periode ini berlangsung pada 3-4 hari setelah persalinan, ibu menjadi berkonsentrasi pada kemampuannya menjadi ibu yang sukses, dan menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayinya
b.      Fokus perhatiannya pada kontrol fungsi tubuh misalnya proses defekasi dan miks, kekuatan, dan daya tahan tubuh ibu
c.       Ibu mulai merasa sanggup dan terampil merawat bayinya seperti menggendong, memandikan, menyusui bayinya dan mengganti popok
d.      Ibu menjadi sangat sensitif pada masa ini sehingga mungkin membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu
e.       Bidan sebaiknya memberikan penyuluhan dan support emosional pada ibu

3.      Letting go Period
a.       Periode ini umumnya dialami oleh ibu setelah ibu tiba dirumah dan secara penuh merupakan waktu pengaturan
b.      Kumpul bersama keluarga

c.       Ibu telah menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu merasa menyadari kebutuhan bayinya sangat tergantung kesiapannya sendiri sebagai ibu, ketergantungannya kepada orang lain, serta dipengaruhi oleh interaksi sosial budaya keluarga.
C.     Tujuan Kunjungan Masa Nifas
Kunjungan masa nifas terdiri dari :
1.       Kunjungan I
6- 8 jam setelah persalinan
Tujuannya :
a.      Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b.       Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk bila perdarahan berlanjut
c.       Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
d.       Pemberian ASI awal.
e.       Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.
f.       Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

2.      Kunjungan II
6        hari setelah persalinan :
Tujuannya: :
a.      Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b.      Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.
c.       Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat
d.      Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda penyakit.
e.       Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari– hari.

3.      Kunjungan III
2        minggu setelah persalinan
Tujuannya :
Sama dengan di atas ( 6 hari setelah persalinan )

4.      Kunjungan IV
6        minggu setelah persalinan
Tujuannya
a.       Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami.
b.      Memberikan konseling untuk KB secara dini.

Jadi dapat di simpulkan secara singkat bahwa tujuan dari kunjungan masa nifas antara lain yaitu :
1.      Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
2.      Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
3.      Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
4.      Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.

D.    Perawatan Masa Nifas
Perawatan pueperium lebih aktif dengan dianjurkan untuk melakukan “ mobilisasi dini ”( early mobilization). Perawatan mobilisasi mempunya keuntungan :
1.         Melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi infeksi pueperium.
2.         Memperlancar involusi alat kandungan.
3.         Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan.
4.         Menigkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.











BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Masa nifas atau puerpurium merupakan suatu yang normal dan setiap saat dapat berubah menjadi abnormal. Dengan pencegahan yang semaksimal mungkin saat kehamilan,persalinan dan nifas,keadaan yang abnormal dapat ditekan seminimal mungkin.Untuk itu sangat diperlukan sekali penyebaran informasi dan kesadaran bagi ibu hamil dan keluarga untuk melakukan ANC ( antenatal care ) secara rutin,dan melakukan persalinan pada tenaga kesehatan, baik dokter ataupun bidan.
Dengan adanya asuhan postnatal akan membantu kesiapan ibu utuk belajar dan menjalani masa nifas secara fisiologis. Ibu meyakin bahwa bidan memperhatikannya sebagai individu. Berdasarkan kebutuhan yang diutarakan pasien, keadaan wanita pada saat itu dan hal-hal yang dibutuhkan. Tinjauan ulang tentang sistem-sistem tubuh perlu dilakukan setiap pertemuan. Setiap tanda harus dikaji secara mendalam, identifikasi rasa tidak nyaman yang mencerminkan rasa tidak nyaman pada masa nifas . Pengkajian akan kemungkinan adanya infeksi pada organ reproduksi, terjadinya bendungan ASI dan lain-lain. Respon psikososial terhadap masa nifas dan pendekatan menjadi orang tua.

B.  Saran
Tenaga kesehatan terutama bidan diharapkan dapat mengetahui dan mengerti tentang asuhan pada ibu nifas sehingga dapat memberikan pelayanan seoptimal mungkin pada setiap ibu post partum agar keadaan ibu dan janin tetap baik.










DAFTAR PUSTAKA


Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal danNeonata. Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Ambarwati, 2008.
Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Mochtar, 1990. Obstetri Fisiologi (kin Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, EGC, Jakarta.
Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, EGC, Jakarta.
Sarwono, 1999. Ilmu Kebidanan, Edisi 111, Cetakan 4, YBS—SP.
Lusa.web.id
http://bidanshop.blogspot.com/2010/01/perawatan-masa-nifas.html


gambar menolong persalinan normal dan teknik menyusui