BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Masa Nifas
Masa
nifas adalah jangka waktu 6 minggu yang dimulai setelah
melahirkan bayi sampai pemulihan kembali organ-organ reproduksi seperti sebelum
kehamilan.
Masa nifas (puerperium) adalah masa
setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Nifas
dapat dibagi kedalam 3 periode :
1.
Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan – jalan.
2.
Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia
yang lamanya 6 – 8 minggu.
3.
Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan
sehat sempurnah baik selama hamil atau sempurna berminggu – minggu, berbulan –
bulan atau tahunan.
B.
Perubahan
Pada Masa Nifas
Dalam masa nifas, alat-alat genetalia
internal maupun eksternal akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat-alat genetalia ini secara keseluruhan
disebut involusi. Involusi adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya
alat kandungan atau uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga
mencapai seperti sebelum hamil. Perubahan ini khususnya pada alat kelamin dalam
yaitu uterus dan ovarium.
Menurut Ibrahim (1996:29) di dalam
masa nifas dengan adanya proses involusi, ukuran uterus kembali pada
ukuran normal. Proses ini terjadi karena adanya:
1.
Autolysis, adalah
penghancuran otot-otot uterus yang tumbuh karena adanya hiperplasi dari
jaringan otot yang membesar dan menjadi tebal dari sewaktu hamil, akan susut
kembali mecapai keadaan semula mengeluarkan isi uterus yang tidak diperlukan
lagi. Dengan adanya kontraksi dan retraksi yang terus-menerus akan menyebabkan
terganggunya peredaran darah di dalam uterus. yang mengakibatkan jaringan
otot-otot tersebut lebih kecil.
2.
Ischemia atau disebut
juga lokal anemia, yaitu kekurangan darah pada uterus. Kekurangan ini tidak
saja disebabkan oleh adanya kontraksi dan retraksi yang cukup lama, tetapi juga
disebabkan oleh kekurangan aliran darah ke uterus karena setelah bayi
dilahirkan pengaliran darah lebih banyak dialirkan ke buah dada. Dengan adanya
hal-hal tersebut diatas, secara berangsur-angsur uterus menjadi lebih kecil
sehingga kembali seperti sebelum lahir.
3.
Uterus
.
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
Tabel
Involusi Uterus
4.
Lochea
Adalah cairan yang keluar dari vagina yang berasal dari
tempat plasenta dalam rahim setelah persalinan. Dan ini terjadi segera setelah plasenta dikeluarkan. Macam–macam Lochea :
Adalah cairan yang keluar dari vagina yang berasal dari
tempat plasenta dalam rahim setelah persalinan. Dan ini terjadi segera setelah plasenta dikeluarkan. Macam–macam Lochea :
a.
Lochea rubra
(Cruenta ): berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
verniks kaseosa, lanugo, dam mekonium, selama 2 hari post partum.
b.
Lochea Sanguinolenta
: berwarna kuning berisi darah dan lendir, hari 3–7 post partum.
c.
Lochea serosa :
berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 post partum.
d. Lochea alba : cairan putih, setelah 2 minggu.
Periode masa nifas
merupakan suatu waktu yang sangat rentan untuk terjadinya stress, terutama pada
ibu primipara sehingga dapat membuat perubahan psikologis yang berat. Periode
adaptasi psikologi masa nifas, dideskripsikan oleh Reva Rubin ada 3, yaitu:
1. Taking in Period
a. Terjadi pada hari 1-2
setelah persalinan, ibu umumnya menjadi pasif dan sangat tergantung dan fokus
perhatian terhadap tubuhnya.
b. Ibu lebih mengingat
pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami
c. Tidur yang tidak terganggu
sangat penting buat ibu untuk mencegah efek kurang baik yaitu kurang tidur, kelemahan
fisik, gelisah, gangguan proses pemulihan kesehatan.
d. Tambahan makanan kaya gizi
sangat penting dibutuhkan sebab nafsu makan biasanya akan meningkat. Kurang
nafsu makan memberi indikasi bahwa proses pemulihan kesehatan tidak berlangsumg
normal.
2. Taking Hold Period
a. Periode ini berlangsung
pada 3-4 hari setelah persalinan, ibu menjadi berkonsentrasi pada kemampuannya
menjadi ibu yang sukses, dan menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap
perawatan bayinya
b. Fokus perhatiannya pada
kontrol fungsi tubuh misalnya proses defekasi dan miks, kekuatan, dan daya
tahan tubuh ibu
c. Ibu mulai merasa sanggup
dan terampil merawat bayinya seperti menggendong, memandikan, menyusui bayinya
dan mengganti popok
d. Ibu menjadi sangat sensitif
pada masa ini sehingga mungkin membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk
mengatasi kritikan yang dialami ibu
e. Bidan sebaiknya memberikan
penyuluhan dan support emosional pada ibu
3. Letting go Period
a. Periode ini umumnya dialami
oleh ibu setelah ibu tiba dirumah dan secara penuh merupakan waktu pengaturan
b. Kumpul bersama keluarga
c. Ibu telah menerima tanggung
jawab sebagai ibu dan ibu merasa menyadari kebutuhan bayinya sangat tergantung
kesiapannya sendiri sebagai ibu, ketergantungannya kepada orang lain, serta
dipengaruhi oleh interaksi sosial budaya keluarga.
C. Tujuan Kunjungan Masa Nifas
Kunjungan masa nifas terdiri dari :
1. Kunjungan
I
6- 8 jam setelah persalinan
Tujuannya :
a.
Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b.
Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan, merujuk bila perdarahan berlanjut
c.
Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
d.
Pemberian ASI awal.
e.
Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.
f.
Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.
2. Kunjungan II
6
hari setelah persalinan :
Tujuannya: :
a.
Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi,
fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b.
Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.
c.
Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat
d.
Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda
penyakit.
e.
Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari– hari.
3. Kunjungan III
2
minggu setelah persalinan
Tujuannya :
Sama dengan di atas ( 6
hari setelah persalinan )
4. Kunjungan IV
6
minggu setelah persalinan
Tujuannya
a. Menanyakan ibu tentang
penyakit – penyakit yang dialami.
b. Memberikan konseling untuk
KB secara dini.
Jadi dapat di simpulkan secara singkat bahwa tujuan dari kunjungan masa
nifas antara lain yaitu :
1. Menilai kondisi kesehatan
ibu dan bayi.
2. Melakukan pencegahan
terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan
bayinya.
3. Mendeteksi adanya
komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
4. Menangani komplikasi atau
masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.
D. Perawatan Masa Nifas
Perawatan pueperium lebih aktif dengan dianjurkan
untuk melakukan “ mobilisasi dini ”( early mobilization). Perawatan
mobilisasi mempunya keuntungan :
1.
Melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi infeksi pueperium.
2.
Memperlancar involusi alat kandungan.
3.
Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan.
4.
Menigkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI
dan pengeluaran sisa metabolisme.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa nifas atau puerpurium merupakan suatu yang
normal dan setiap saat dapat berubah menjadi abnormal. Dengan pencegahan yang
semaksimal mungkin saat kehamilan,persalinan dan nifas,keadaan yang abnormal
dapat ditekan seminimal mungkin.Untuk itu sangat diperlukan sekali penyebaran
informasi dan kesadaran bagi ibu hamil dan keluarga untuk melakukan ANC (
antenatal care ) secara rutin,dan melakukan persalinan pada tenaga kesehatan,
baik dokter ataupun bidan.
Dengan adanya asuhan postnatal akan membantu
kesiapan ibu utuk belajar dan menjalani masa nifas secara fisiologis. Ibu
meyakin bahwa bidan memperhatikannya sebagai individu. Berdasarkan kebutuhan
yang diutarakan pasien, keadaan wanita pada saat itu dan hal-hal yang
dibutuhkan. Tinjauan ulang tentang sistem-sistem tubuh perlu dilakukan setiap
pertemuan. Setiap tanda harus dikaji secara mendalam, identifikasi rasa tidak
nyaman yang mencerminkan rasa tidak nyaman pada masa nifas . Pengkajian akan
kemungkinan adanya infeksi pada organ reproduksi, terjadinya bendungan ASI dan
lain-lain. Respon psikososial terhadap masa nifas dan pendekatan menjadi orang
tua.
B. Saran
Tenaga kesehatan terutama bidan diharapkan dapat
mengetahui dan mengerti tentang asuhan pada ibu nifas sehingga dapat memberikan
pelayanan seoptimal mungkin pada setiap ibu post partum agar keadaan ibu dan
janin tetap baik.
DAFTAR PUSTAKA
Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal danNeonata. Yayasan Bidan Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta
Ambarwati, 2008.
Ambarwati, 2008.
Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra
Cendikia.
Mochtar, 1990. Obstetri Fisiologi (kin Obstetri Patologi,
Jilid I, Edisi 2, EGC, Jakarta.
Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri
Operatif, Obstetri Sosial, EGC, Jakarta.
Sarwono, 1999. Ilmu Kebidanan, Edisi 111, Cetakan
4, YBS—SP.
Lusa.web.id
Lusa.web.id
http://bidanshop.blogspot.com/2010/01/perawatan-masa-nifas.html